Sekulerisme itu perlu

Banyak orang menghadap-hadapkan sekulerisme secara langsung dengan agama sebagai sesuatu yang bertolak belakang. Sebagian yang lain malah cenderung menyamakan bersikap sekuler sebagai anti agama, bahkan kafir atau yang paling halus sebagai sudah teracuni budaya barat (westoxified). Namun pernahkah anda berpkir mendalam mengenai apa itu sekulerisme, mencoba menelaahnya melalui makna asalnya dan semangat yang dikandungnya alih-alih langsung membenci dan bersikap antipati?. Oleh karena banyaknya kesimpang-siuran pemahaman orang mengenai istilah ini, dalam kesempatan ini mulut akan ngomong dan mengupas tentang sekulerisme dan mengapa sekulerisme itu perlu.

Untuk memahami sebuah term, apalagi term yang berasal dari bahasa asing, kita perlu merujuk pada makna asli dari term tersebut sebelum mendapat berbagai atribut konotatif yang diberikan oleh pengguna term tersebut (mulut mengampanyekan untuk membiasakan melakukan hal ini juga ya ….). Hal ini sangat penting agar kita bisa tetap bersikap obyektif dan kritis terhadap sesuatu dan berfikir independen tanpa harus hanyut dalam arus mainstream pendapat besar.

Menurut http://www.yourdictionary.com
secu·lar·ism· (iz′m) adalah sebuah kata benda yang bermakna :

  1. worldly spirit, views, or the like; esp., a system of doctrines and practices that disregards or rejects any form of religious faith and worship
  2. the belief that religion and ecclesiastical affairs should not enter into the functions of the state, esp. into public education

Secara bebas, sekulerisme bisa dimaknai sebagai semangat, pandangan atau sifat keduniaan, atau sebuah doktrin yang memisahkan antara dunia dan semua yang terjadi di atasnya dari keyakinan relijius atau kekuatan gaib apapun. Makna yang kedua lebih pada aplikasi sekulerisme dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Memisahkan praktek kenegaraan, berbangsa dan bermasyarakat dalam segala levelnya dari cara pandang religius atau mistik tertentu.

Baca lebih lanjut